Waspada Demam Berdarah: Kenali Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Cara Pencegahannya

Hai Sobat MeRlov! Siapa sangka nyamuk yang tampaknya sepele justru bisa membawa penyakit berbahaya? Salah satunya adalah Demam Berdarah Dengue (DBD), yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

Indonesia merupakan daerah endemis DBD, yang berarti nyamuk pembawa virus ini ditemukan hampir di seluruh wilayah, termasuk rumah, sekolah, kos, dan fasilitas umum lainnya. Oleh karena itu, penting bagi kita semua, khususnya mahasiswa, untuk memahami penyakit ini dan langkah pencegahannya.

Apa Itu DBD?

Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes Albopictus. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja dan menyebar dengan cepat, terutama saat musim hujan.

 

 

Gejala DBD

Gejala DBD biasanya muncul secara mendadak. Beberapa di antaranya yaitu demam tinggi, sakit kepala, nyeri di belakang mata, mual, muntah, serta perdarahan ringan seperti mimisan atau gusi berdarah. Kadang, muncul juga ruam kemerahan pada kulit.

Penyakit ini memiliki tiga fase utama:

  1. Fase demam (hari ke-1 hingga ke-3): ditandai demam tinggi hingga 40°C.
  2. Fase kritis (hari ke-4 hingga ke-5): suhu tubuh turun mendekati normal, namun risiko perdarahan dan penurunan trombosit sangat tinggi.
  3. Fase penyembuhan (hari ke-6 hingga ke-7): kondisi mulai membaik dan kadar trombosit perlahan naik kembali ke angka normal.

Pengobatan DBD

Hingga saat ini belum ada obat khusus untuk membunuh virus dengue. Pengobatan bersifat suportif, yaitu dengan memperbanyak konsumsi cairan untuk mencegah dehidrasi, istirahat total, serta mengonsumsi obat penurun demam seperti parasetamol. Penting juga untuk memantau kondisi trombosit secara berkala dan berkonsultasi dengan tenaga medis.

Pencegahan DBD

Pencegahan DBD dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip 3M Plus, yaitu:

  1. Menguras tempat penampungan air secara rutin
  2. Menutup rapat semua wadah air
  3. Mendaur ulang atau mengubur barang bekas yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk

Sementara itu, Plusmengacu pada berbagai langkah tambahan seperti menjaga kebersihan rumah, menggunakan obat nyamuk atau lotion anti-nyamuk, melakukan fogging di lingkungan padat penduduk, menggunakan kelambu saat tidur, serta memasang kawat nyamuk pada ventilasi rumah. Penggunaan pakaian tertutup dan berwarna terang juga dapat membantu menghindari gigitan nyamuk. Selain itu, vaksinasi dengue saat ini telah tersedia untuk anak usia 9–16 tahun sebagai salah satu bentuk perlindungan tambahan terhadap virus dengue.

Penutup

Demam Berdarah bukan penyakit ringan yang bisa diabaikan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan waspada terhadap gejala yang muncul. Dengan pengetahuan yang cukup dan tindakan pencegahan yang tepat, kita bisa melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita dari ancaman penyakit ini. Mari bersama ciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari DBD!

Reference:

Nurwaidah, Syaiful, & Haris, A. (2024). Buku Ajar Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Demam Berdarah. Mataram: Poltekkes Kemenkes Mataram.

Rodhi Hartono, S. N. (2019). Buku Saku Stop Demam Berdarah. Yogyakarta: Husada Mandiri

Image: https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Ffkm.unair.ac.id%2Ftips-pencegahan-dan-pertolongan-pertama-terhadap-penderita-dbd%2F&psig=AOvVaw1Uu4l2YU5rPGputV5tCsDk&ust=1750846891401000&source=images&cd=vfe&opi=89978449&ved=0CBQQjRxqFwoTCJiT9pLriY4DFQAAAAAdAAAAABAE