Hai Sobat MeRlov!
Kalian pasti nggak asing lagi dengan istilah ‘generasi rebahan’, kan? Istilah ini sering dipakai buat menggambarkan remaja zaman sekarang yang lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar, jarang bergerak, tapi selalu punya camilan di tangan.
Sekilas terlihat santai, tapi gaya hidup seperti ini ternyata bisa membawa dampak besar bagi kesehatan, lho. Salah satunya adalah meningkatnya risiko obesitas pada usia remaja, yang bisa berujung pada penyakit kronis di masa depan.
Fakta Mengejutkan Tentang Obesitas Remaja
Menurut laporan (UNICEF, 2024), sekitar 1 dari 7 remaja (14,8%) di Indonesia mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
Perubahan gaya hidup yang serba digital membuat aktivitas fisik berkurang drastis. Banyak remaja lebih banyak duduk, belajar, atau bermain gawai berjam-jam tanpa diimbangi olahraga.
Ditambah dengan konsumsi makanan cepat saji dan minuman manis yang makin mudah didapat, kebiasaan ini membentuk pola hidup yang pasif dan berisiko bagi tubuh.
Kebiasaan tersebut pelan-pelan mengubah keseimbangan energi dalam tubuh. Kalori yang masuk lebih banyak daripada yang dikeluarkan, dan sisa energi yang tidak digunakan akhirnya disimpan sebagai lemak.
Dampak Obesitas pada Kesehatan Fisik dan Mental
Menurut (Masnar & Thahir Arundhana, 2021), obesitas bukan hanya tentang berat badan yang naik, tetapi kondisi penumpukan lemak tubuh yang berlebihan karena ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran energi.
Kondisi ini bisa meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti Diabetes tipe 2, hipertensi, dan gangguan jantung di usia muda.
Selain itu, obesitas juga bisa memengaruhi kondisi psikologis. Remaja yang mengalami obesitas cenderung merasa kurang percaya diri, menarik diri dari pergaulan, bahkan mengalami stres karena tekanan sosial di lingkungannya.
Kenapa Banyak Remaja Jadi Obesitas?
Penelitian dari (Banjarnahor et al., 2022) menunjukkan bahwa ada beberapa faktor utama yang membuat remaja mudah mengalami obesitas, di antaranya:
- Pola makan tinggi kalori dan rendah serat.
- Aktivitas fisik yang minim akibat kebiasaan rebahan dan penggunaan gawai berlebihan.
- Waktu tidur yang kurang dan stres emosional yang tinggi.
- Pengaruh media sosial, terutama tren makanan cepat saji dan konten kuliner.
- Lingkungan keluarga yang tidak membiasakan gaya hidup sehat.
Kebiasaan-kebiasaan ini saling memperkuat satu sama lain, membentuk pola hidup yang sulit diubah jika tidak disadari sejak dini.
Dampak Jangka Panjang Obesitas Remaja
Obesitas pada remaja bukan masalah sesaat. Jika tidak dikendalikan, kondisi ini bisa terus berlanjut hingga dewasa dan meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis.
Selain itu, obesitas dapat menurunkan kualitas hidup, membuat tubuh mudah lelah, sulit fokus belajar, dan mengurangi rasa percaya diri.
Bahkan, dampak sosial dan emosionalnya bisa lebih berat daripada efek fisiknya.
Langkah Kecil untuk Mencegah Obesitas
Kabar baiknya, obesitas bisa dicegah lho!
Tidak perlu perubahan besar, cukup mulai dari langkah kecil yang dilakukan dengan konsisten. Misalnya:
- Mengurangi makanan cepat saji dan minuman manis.
- Memperbanyak konsumsi buah, sayur, dan air putih.
- Melakukan aktivitas fisik setiap hari, meskipun ringan.
- Tidur cukup dan menjaga pola istirahat.
- Membatasi waktu bermain gawai dan memberi ruang untuk aktivitas di luar ruangan.
Perubahan kecil yang dilakukan terus-menerus akan memberikan dampak besar bagi kesehatan tubuh dan pikiran.
Penutup
Sobat MeRlov, menjadi bagian dari ‘generasi rebahan’ bukan berarti tidak bisa berubah.
Kita tetap bisa menikmati waktu santai tanpa harus mengorbankan kesehatan.
Mulailah mengenali tubuhmu, jaga keseimbangannya, dan jadilah remaja yang aktif, sehat, serta bahagia. Karena tubuh yang sehat bukan hanya untuk hari ini, tapi untuk masa depan yang lebih panjang dan berkualitas!
Referensi
Banjarnahor, R. O., Banurea, F. F., Panjaitan, J. O., Pasaribu, R. S. P., & Hafni, I. (2022). Faktor-faktor risiko penyebab kelebihan berat badan dan obesitas pada anak dan remaja: Studi literatur. Tropical Public Health Journal, 2(1), 35–45. https://doi.org/10.32734/trophico.v2i1.8657
Indonesia, K. K. R. (2024). Analisis Lanskap Kelebihan Berat Badan Dan Obesitas Di Indonesia. Unicef. https://www.unicef.org/indonesia/media/22496/file/Analisis Lanskap Kelebihan Berat Badan dan Obesitas di Indonesia: Ringkasan Temuan Kunci.pdf
Masnar, A., & Thahir Arundhana, A. I. (2021). Obesitas Anak dan Remaja: Faktor Risiko, Pencegahan, dan Isu Terkini. CV. Edugizi Pratama Indonesia. https://books.google.co.id/books?id=L8owEAAAQBAJ&printsec=copyright#v=onepage&q&f=false
